Pages

Kasih Tak Sampai

Minggu, 05 Juni 2011

Pagi itu hujan turun dengan lebat, serya membasahi bumi ini, pagi itu sangat sepi, seakan sang surya engan menampakan cahyanya, di tengah kesunyian, terdengar langkah kaki seseorang yang sedang berlari menerobos hujan yang lebat , untuk menuju sebuah tempat, yang mana di tempat itu , kita bisa mendapatkan ilmu, dan wawasan, orang biasa menyebutnya sekolah……

Lelaki itu pun sampai di tempat tujuanya, dengan sangat cepat lelaki itu menaiki tangga sekolah menuju kesebuah ruangan yang mana di dalamnya sudah terisi puluhan wajah – wajah yang siap menerima ilmu dari gurunya……
Lelaki itu pun duduk disamping seorang anak laki – laki yang bernama Andi, Andi adalah teman lelaki dari kecil, mereka tak sengaja bertemu di sebuah tempat, yang di dalamnya terdapat orang – orang yang sedang mengantri untuk di periksa oleh seseorang yang mengenkan baju putih dan berkalung stetoskop……

Disamping Andi ada seorang perempuan cantik yang bernama Annisa, perempuan itu adalah gadis dambaan si lelaki dari
pertemuan pertama mereka secara tidak sengaja di sebuah tempat, Anissa adalah gadis yang sangat cantik, kulitnya putih bagaikan salju, pipinya merah merona bagaikan buah cherry, rambutnya panjang berwana hitam …..

Sebenarnya dari dulu si lelaki ingin mengatakan perasaanya kepada si gadis, tetapi karena rasa malu yang ada di hati, tak jadilah dia mengatakan cintanya kepada gadis pujaan hatinya….

Bel pun berbunyi itu tanda bahwa sekolah telah di mulai, seorang peria dengan kumis tebal masuk kedalam ruangan, dialah pak Ahmad, dialah guru yang akan memberikan semua ilmu yang dia punya kepada si lelaki dan teman – temanya, pak Ahmad adalah seorang guru yang sangat baik, dia engan sekali marah saat mengajar, walaupun ada beberapa siswa yang saat pelajaranya tidak memperhatikan….

Selama empat jam pak Ahmad mengajar, dan akhirnya dia pun selesai juga mengajar. Bel pun berbunyi lagi, itu menandakan waktu istirahat, segeralah kantin yang tadinya sepi penuh dengan puluhan wajah yang hendak makan, mengisi perut – perut yang kosong…..

Si lelaki tidak kekantin, di pergi ke sebuah bangunan yang digunakan untuk, orang – orang beribadah, mengingat ke agungan Tuhan Yang Maha Esa, si lelaki masuk kadalam bangunan tersebut, segera dia mengambil air untuk membasuh wajahnya, kedua tangan, kepala, seteta kedua kakinya, setelah itu lelaki itupun melaksanakan sholat dua rokaat di dalam bangunan tersebut…..

Setahun pun berlalu, kini saatnya lelaki menghadapi ujian akhir sekolah, ujian yang menentukan masa depanya, si lelaki belajar dengan tujuan mendapatkan nilai yang bagus dan membuat bangga kedua orang tuanya yang susah payah membiayai sekolanhnya…..

Di saat lelaki berkonsentrasi, sang gadis pujaannya menghampirinya, lelaki itu kaget bukan main, jantungnya berdebar bak suara pesawat yang hendak terbang, gadis pujaanya menghampirinya dengan tujuan menanyakan suatu pertanyaan, pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran, bukan pertanyaan – pertanyaan yang konyol, yang sering di lontarkan anak – anak muda jaman sekarang, sebuah kesempatan emas bagi si lelaki untuk menyampaikan rasa cintanya kepada gadis pujaannya, namun karna ada rasa malu yang ada di dalam hati, dia mengurungkan niatnya…..

Ujian pun telah berlalu, tanda gerbang kelulusan telah berada di depan mata, hari – hari yang seperti dulu seakan tidak terulang lagi, kelas yang tadinya ramai, sekarang sunyi – sepi , wajah – wajah yang gembira tidak tampak lagi, semua sibuk untuk menentukan kemana nasib hendak membawanya…..
Seteahun berlalu setelah kelulusanya, sekarang lelaki itu telah bekerja di sebuah tempat percetakan, lelaki itu tidak tahu bagai mana nasib sahabatnya dan gadis dambaan hatinya…..

Hari pun berganti, di saat lelaki itu sedang bekerja, datanglah kabar yang tidak mengenakan hati, kabar yang akan membuat si lelaki menyesal, karna kabar itu memberitahukan bahwa gadis dambaan si lelaki, telah meninggalkan bumi ini, gadis dambaan si lelaki telah tiada, dia telah meninggalkan si lelaki untuk selama – lamanya…..

Setelah mendengar kabar tersebut, si lelaki sangat terpukul, dia merasa tidak adalagi harapan hidup untuknya, dia menyesali perbuatannya, di masa dulu, kenapa dia tidak mengatakan cintanya kepada gadis dambaan hatinya, padahal begitu banyak kesempatan untuk mengatakan cintanya kepada gadis pujaan hatinya….

Cinta yang dia simpan semenjak pertemuan pertama kali dengan gadis pujaan hatinya, kini harus pegi begitu saja, sekarang cinta itu telah pergi bersama gadis pujaan hatinya, cinta itu telah hilang seakan di telan bumi……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar